SURABAYA - Seorang Duta Besar identik dengan posisi mewakili Indonesia di negara lain. Namun bagi Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestiano Dardak, tiap warga terutama pemuda bisa menjadi duta besar untuk bangsa.
Hal ini dia sampaikan saat webinar Kompetisi BRAUSC (Brawijaya University Essay Competition) 2022, Kamis (17/2/2022).
Baca juga:
Danrem 082/CPYJ Peduli Terhadap Lingkungan
|
“Apabila kita mendengar kata Duta Besar, maka yang terpikirkan adalah seseorang yang berpengalaman, serta telah berkecimpung dalam dunia diplomasi selama bertahun-tahun, ” ucapnya.
Namun menurut Emil Dardak, pemuda juga bisa menjadi Duta Besar Indonesia. Artinya, pemuda memiliki peran sebagai delegasi yang dapat membanggakan negara Indonesia.
“Ini karena adanya kesempatan untuk berkembang lebih besar, khususnya pada era globalisasi ini. Akses untuk perkembangan diri-seperti beasiswa, forum diskusi, serta peningkatan kemampuan ketenagakerjaan sudah sangat maju dibandingkan 10 tahun yang lalu, ” tuturnya.
Mantan Bupati Trenggalek ini menyampaikan adanya kemudahan teknologi serta komunikasi, membuat pemuda Indonesia bisa melakukan hubungan dengan pemuda di negara-negara lainnya.
“Dengan melakukan komunikasi dengan teman-teman asing, maka diharapkan wawasan dan juga pengetahuan pemuda Indonesia dapat lebih berkembang. Dari komunikasi seperti ini saja teman teman sudah bisa jadi duta besar untuk negara kita, ” pungkasnya.
Kompetisi BRAUSC ini juga menyelenggarakan Seminar Nasional yang bertajuk Youth and Nationalism yang bekerja sama dengan Japan Foundation. Kegiatan seminar ini dihadiri oleh Emil E Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur, serta akademisi Joko Susanto dari Universitas Airlangga. Kemudian Yusy Widarahesty dari Universitas Al-Azhar Indonesia, dan Amalia Nur Andini dari Universitas Brawijaya. (HI/HmsFISIP/HmsUB/Jon).